Senin, 07 Maret 2016

BAHASA INDONESIA 2 "PENALARAN ILMIAH"


BAHASA INDONESIA 2
"PENALARAN ILMIAH"






Dina Amalia K
12213534
3EA21





UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN
2015/2016









PENALARAN ILMIAH

1.1  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

1.2  Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
1.      Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
2.      Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3.      Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Contohnya kalimat Semua manusia adalah fana. Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.





Jenis-jenis proposisi:
1.      Bentuk
Dibagi menjadi 2, yaitu:
1)      Tunggal: Kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat
Contoh: Semua ibu menghasilkan asi
2)      Majemuk: Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih dari 1 predikat
Contoh: Semua orang yang ingin masuk surga maka harus rajin beribadah dan berbuat baik kepada sesama
2.      Sifat
Dibagi menjadi 2, yaitu:
1)      Kategorial: Proporsisi hubungan antara subjek dan predikatnya tidak ada syarat apapun
Contoh: Semua kambing adalah herbivora
2)      Kondisional: Proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat membutuhkan persyaratan tertentu. Biasanya diawali :jika, apabila, walaupun, seandainya
Contoh: Jika susi wanita maka akan menikah dengan rudi
Kondisional dibagi menjadi 2, yaitu:
ü  Hipotesis yaitu dugaan yang bersifat sementara
Contoh: Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar
ü  Disjungtif yaitu memiliki 2 predikat dan predikatnya alternatif
Contoh: Wanita itu sudah menikah apa belum
3.      Kualitas
Yang terdiri dari:
1)      Afirmatif (+): Proporsisi dimana predikatnya membenarkan subjek
Contoh: Semua kucing pasti mempunyai ekor
2)      Negatif (-): Proporsisi dimana predikatnya menolak subjek
Contoh: Tidak ada kucing yang tidak memiliki ekor
4.      Kuantitas / Proporsisi Universal: Proposisi yang predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya
Contoh : Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM




1.3  Inferensi dan Implikasi
Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).  Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis. Inferensi terbagi menjadi 2, diantaranya Inferensi langsung dan Inferensi tidak langsung.
1.      Inferensi Langsung, Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh: “Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”. Maka inferensi dari ungkapan tersebut bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
2.      Inferensi Tidak Langsung, Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh 1:
A:   Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B: Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa. Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C:   Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh 2:
A: Saya melihat ke dalam kamar itu.
B: Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: Kamar itu memiliki plafon.
Implikasi diwujudkan dengan pernyataan “jika-maka” atau juga “if-then“. Implikasi adalah suatu pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar DAN akibat bernilai salah. Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel kebenaran berikut:
Tetapi kita harus ingat kalau “jika A maka B” tidak sama dengan “jika B maka A” karena alur implikasi hanyalah berjalan satu arah saja.
Contoh: “Jika lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti”
Kalimat diatas tidak akan sama dengan “Jika kendaraan bermotor berhenti maka lampu merah menyala”

1.4  Wujud Evidensi
Wujud Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Kita mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian. Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut. Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.



1.5  Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1.      Observasi
2.      Kesaksian
3.      Autoritas

1.6  Cara Menilai Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.      Tidak mengandung prasangka
2.      Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.      Kemashuran dan prestise
4.      Koherensi dengan kemajuan
















DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar