PERILAKU KONSUMEN
RANGKUMAN BAB 6 – BAB 10
Dina Amalia K
12213534
3EA21
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN
2015/2016
BAB VI
SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
6.1 SUMBERDAYA EKONOMI
Potensi sumberdaya
ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan
sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang
tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun
potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat
digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi,
atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan
manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. b. sumberdaya
alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources).
Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai
energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non
energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll.Sumberdaya alam jenis
ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral
(mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini
bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun
karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah
pemanfaatannya. Sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially
renewable resources).
Kategori sumberdaya
alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika
digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat
diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di
padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk
mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun
demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya
terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3
kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang
tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin
cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.Disamping
komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human
resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan
ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini
telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori
pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama
pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi
pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human
resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan
karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang sejak era
80-an. Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar
perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul
Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development
Programme (UNDP). Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya
manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat
ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju
dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya
akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam
pengembangan kualitas sumberdaya manusia. Dari pola pemikiran seperti diatas
maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam
konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus
dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia
yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi
sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan
negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju,
produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai
instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi,
sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam
era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu
suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian
global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan
dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.
6.2
SUMBERDAYA SEMENTARA
Waktu menjadi variabel
yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena konsumen
mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu
bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu
senggang. Sumber daya kognitif Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu
konsumen disebut barang waktu (time goods).
1.
Barang yang Menggunakan Waktu
Produk
yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib)
2.
Barang Penghemat Waktu
Produk yang
menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food
6.3
SUMBERDAYA KOGNITIF
Pengertian sumber daya
kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan
melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata skema tentang bagaimana
seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat
seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, periode sensorimotor.
Menurut Piaget, bayi
lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1.
Sub-tahapan skema refleks, muncul saat
lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer,
dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan
munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular
sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan
terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya
kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular
tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan
terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6.
Sub-tahapan awal representasi simbolik,
berhubungan terutama dengan tahapan awal kreatifitas.
6.4
KANDUNGAN PENGETAHUAN
Pengetahuan konsumen
adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk,
serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan
Konsumen terbagi kedalam tiga macam :
1.
Pengetahuan Produk
Pengetahuan
produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan
ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur
produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk: (1) Pengetahuan tentang karakteristik atau
atribut produk, (2) Pengetahuan tentang
manfaat produk, dan (3) Pengetahuan
tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
2.
Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan
pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen
cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja,
karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Perilaku
Membeli: (1) Store Contact yaitu meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke
outlet dan memasuki outlet, (2) Product Contact, yaitu Konsumen akan mencari
lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir, dan (3)Transaction,
yaitu Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu
debet atau alat pembayaran lainnya.
3.
Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk
akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan
atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan
kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi
produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi
yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan
pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
6.5
ORGANISASI PENGETAHUAN
Pengetahuan Konsumen
akan mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli,berapa banyak yang
dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan
konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi
yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan
lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen.
1.
Pengetahuan tentang karakteristik
/atribut produk
2.
Pengetahuan tentang manfaat produk
3.
Pengetahuan tentang kepuasan yang
diberikan produk kepada konsumen
Manfaat
fungsional yaitu manfaat yang diraksan konosumen secara fisiologis sedangkan Manfaat
psikososial, yaitu aspek psikologis dan
aspek sosial yang dirasakan konsumen
setelah mengkonsumsi suatu produk.
6.6
MENGUKUR PENGETAHUAN
Cara yang paling nyata
dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara langsung isi
ingatan. Beberapa indikator pengukur pengetahuan antara lain:
1.
Pengetahuan Objektif (Objective
Knowledge)
Pengukuran
yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam
ingatan
2.
Pengetahuan Subjektif (Subjective
Knowledge)
Dipengaruhi oleh
kepercayaan diri seseorang yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin
melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka (Engel, Blackwell &
Miniard, 1994, p.331-332)
BAB VII
SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
7.1 KOMPONEN SIKAP
Ada tiga komponen yang
secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu:
1. Kognitif
(cognitive)
Berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek
sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
2. Afektif
(affective)
Menyangkut
masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
3. Konatif
(conative)
Komponen konatif
atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
7.2 SIFAT-SIFAT SIKAP
1. Consumer
Behavior Is Dynamic
Perilaku
konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari
setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen
selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu
strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada
saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan
inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.
2.
Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam
perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
bagi konsumen.
3.
Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku
konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang
memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
7.3
PENGGUNAAN MULTIATRIBUTE ATTITUDE MODEL
UNTUK
MEMAHAMI
SIKAP KONSUMEN
Kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah
akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen
adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan
atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara
lain:
1. Sikap
positif, negatif, netral
2. Keyakinan
sikap
3. Sikap
memiliki objek
4. Konsistensi
sikap
5. Resistensi
sikap
Berikut penggunaan
multi atribut attidude ada tiga yaitu:
1.
Theattribute-toward-objectmodel
Digunakan
khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk
spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap
sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan
sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.
Theattitude-toward-behaviormodel
Lebih
digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap
terhadap objek.Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku
konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.
Theoryof-reasoned-actionmodel
Menurut teori
ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian
atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan
mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
7.4
PENTINGNYA FEELING DALAM MEMAHAMI SIKAP KONSUMEN
Sikap mulai menjadi
fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford
Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude),
berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the
body, and Way of feeling.
7.5
PENGGUNAAN SIKAP DAN MAKSUD UNTUK MEMPERKIRAKAN PERILAKU KONSUMEN
Sebagai konsumen, kita
masing – masing mempunyai berbagai macam sikap terhadap produksi, jasa iklan,
pesanan langsung melalui surat (direct mail), internet, dan toko ritel. Dalam
konteks perilaku konsumen, pengertian mengenai berbagai sikap yang umum akan
memberi manfaat strategis yang besar. Untuk sampai ke inti yang mendorong
perilaku para konsumen, riset sikap telah digunakan untuk mempelajari berbagai
macam masalah pemasaran yang strategis.
Tujuan riset untuk mengenali sikap –
sikap terakhir sebagai dasar untuk memuaskan berbagai kebutuhan konsumen dengan
lebih baik.
7.6
DINAMIKA PROSES MOTIVASI
Motivasi menurut
American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya
penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau
bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan
menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai
sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan.
Motivasi konsumen yang
dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan
konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan
konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen
mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang
belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan
yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai
penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan
itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Proses motivasi:
1.
Tujuan, Perusahaan harus bias menentukan
terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke
arah itu.
2.
Mengetahui kepentingan, Perusahaan harus
bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan
semata.
3.
Komunikasi efektif, Melakukan komunikasi
dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus
mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4.
Integrasi tujuan, Proses motivasi perlu
untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan
perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu
konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.
Fasilitas, Perusahaan memberikan
fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
7.7
KEGUNAAN DAN STABILITAS POLA MOTIVASI
Motivasi merupakan
dorongan atau tenaga pendorong pada diri individu atau seseorang untuk
melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi. Dalam
menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini
berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili
dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun
psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
7.8
MEMAHAMI KEBUTUHAN KONSUMEN
Kebutuhan konsumen
merupakan faktor yang dipengaruhi oleh beberapa kriteria sbb:
1.
Kebutuhan yang dimaksud adalah keinginan
yang dilandasi oleh kebutuhan yang tidak dapat dihindari antara lain:kebutuhan
fisik seperti makanan, pakaian, kenyamanan, keamanan dimana satu sama lain
konsumen memiliki perbedaan kebutuhan sosial seperti aktualisasi diri, harga
diri, perhatian orang lain sangat ditentukan oleh strata sosial yang dimiliki
konsumen misalnya tingkat pernghasilan, lingkungan. Kebutuhan individual
seperti pendidikan, penampilan dll.
2.
Keinginan (wants) merupakan kebutuhan
yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian konsumen yang akan membentuk
permintaan (demand) yang akan memberikan kepuasan bagi konsumen bersangkutan.
3.
Kebutuhan psikologis, Jenis kebutuhan
seperti ini dilatarbelakangi oleh kemampuan daya beli konsumen yang melebihi
tingkat kebutuhannya. Artinya kelompok konsumen yang berpenghasilan tinggi
secara psikolgis mereka ingin tampil beda dengan konsumen lainnya. Keinginan
terhadap suatu produk tidak mempertimbangkan harga tetapi produk yang mampu
mengangkat harga dari konsumen seperti mobil, arloji, lukisan atau benda seni
dan produk bermerk lainnya.
BAB VIII
KEPRIBADIAN, NILAI DAN GAYA HIDUP
8.1 KEPRIBADIAN
Pengertian dari
Kepribadian merupakan suatu ciri yang dibawa dari dalam jiwa seseorang semenjak
dia mulai dewasa yang sangat menentukan serta mencerminkan bagaimana orang
tersebut merespon dengan tingkah laku terhadap lingkungannya.
Sifat-sifat seseorang
merupakan suatu hal yang paling dapat dinilai dalam melihat kepribadian
seseorang. Sifat-sifat ini berasal dari dalam diri. Sifat-sifat yang membedakan
antara seseorang dengan orang lainnya terletak pada kualitas sifat, pembawaan
sifat, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang dimilikinya.
Selain itu kepribadian
juga cenderung dapat mempengaruhi pilihan dan pembelian seorang konsumen
terhadap suatu produk barang maupun jasa. Hal inilah yang mempengaruhi konsumen
dalam berbagai cara konsumen merespon usaha promosi dari para para pemasar,
kapan waktunya, di mana letaknya, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan
jasa tertentu.
Sifat Dasar dari
Kepribadian:
1.
Kepribadian membedakan individu
Kepribadian
seseorag dikatakan saling membedakan karena dalam diri seseorang terdapat
karakteristik yang dapat membentuk kepribadian seorang individu menjadi sangat
berbeda dengan individu lainnya. Hal tersebut merupakan kombinasi-kombinasi
yang berasal dari banyak sebab. Sehingga akan banyak terdapat kepribadian yang
akan tercipta baik karena pengaruh lingkungan sosialnya maupun kebudayaannya.
2.
Kepribadian bersifat konsisten dan
bertahan lama
Sebenarnya
kepribadian seseorang akan muncul sejak manusia tersebut berumur anak-anak ,
kepribadian sebenarnya sudah di bawa sejak bayi maupun saat dalam kandungan
yang dalam hal ini, diturunksn oleh orang tuanya dan kemudian dibawa siring
dengan pertumbuhan dan akan semakin matang ketika orang tersebut menjadi dewasa
dan Tua.
3.
Kepribadian dapat berubah
Sebenarnya
kepribadian seseorang yang di bawa sejak kecil tetap dapat berubah pada keadaan
tertentu yang mempengaruhinya. Misalnya karena adanya berbagai peristiwa hidup
yang terus dialaminya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon
terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, Namun juga terjadi sebagai
bagian dari perjalanan sebuah proses menuju ke kedewasaan secara yang bertahap.
Pengaruh Kepribadian
Dalam Perilaku Konsumen:
Kepribadian yang
berbeda membawa banyak perbedaan juga terhadap perilaku konsumen seseorang
terhadap pembelian suatu barang, hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki
kehidupan sosial yang berbeda-beda, serta berasal dari keluarga dengan kondisi
yang berbeda-beda pula, hal ini lah yang menjadikan setiap orang memiliki
keperibadiannya masing-masing yang jelas berbeda dengan kepribadian orang
lainnya. Kepribadian ini akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menilai suatu
produk, serta akan memberikan pemahaman yang berbeda dari nilai guna suatu
barang. Maka hal itu tentu akan mempengaruhi perilakunya sebagai seorang
konsumen.
8.2
NILAI-NILAI INDIVIDU
Seseorang akan memiliki
nilai-nilainya sendiri sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Setiap
individu juga akan menilai sesuatu dengan berbeda-beda. Nilai yang dimiliki
oleh setiap individu tersebut akan mempengaruhi perilaku dan alasan seseorang
dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka miliki untuk membeli
suatu barang.
Dengan demikian bila
semakin tinggi seseorang menilai suatu barang dan jasa terhadap kebutuhan
hidupnya, maka akan semakin tinggi pula apresiasi/ Respon mereka terhadap
produk tersebut. Contoh: Seorang konsumen akan menilai secara baik terhadap
suatu produk / barang yang dibelinya apabila barang tersebut memenuhi syarat
akan keingnan dan dapat memenuhi kepuasan konsumennya. Konsumen Tas akan merasa
puas terhadap tas yang dibelinya bila tas tersebut kuat dan nyaman digunakan. Dilihat
dari kepribadian, perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu sebagai
berikut:
1.
Id, Id itu untuk mengusahakan segera
tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam
jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Berfungsi
sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan
prinsip kesenangan (pleasure principle). Bertujuan untuk mengurangi ketegangan.
Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini
dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
2.
Ego, Ego adalah Hubungan timbal balik
antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah
baru. Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai
oleh prinsip kenyataan (reality principle). Bertujuan untuk menangguhkan
peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau
dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan
ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan
yang wajar.
3.
Super Ego, Superego adalah suatu cabang
moril atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam ideal
daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan hati
nurani.
8.3
KONSEP GAYA HIDUP DAN PENGUKURANNYA
Berbicara mengenai
konsep, maka perencanaan merupakan elemen utamanya, maka pengertian dari konsep
Gaya hidup adalah bagaimana perencanaan seseorang terhadap gaya hidupnya
sehari-hari, dengan perencanaan yang matang dan berpatokan pada suatu hal
ataupun prinsip yang melatar belakanginya.
Seseorang memulai
merencanai pola kehidupannya sejak kecil, ketika orang tua memberikan
pendidikan sekolah, maka hal itu juga merupakan pola perencanaan terhadapa
seseorang yang diberikan oleh orang lain, dengan tujuan memberikan perencanaan
yang baik. Untuk mengukur gaya hidup seseorang, maka kita harus menggunakan
pendekatan Psikografi, Psikografi merupakan suatu kriteria untuk mengukur
tingkat psikologis seseorang yang berhubungan langsung dengan pengaruh
pembentukan gaya hidup. Ada 3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen:
1. Kegiatan
yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
2. Minat
yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
3. Pendapat
atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam
pertanyaan yang diajukan.
Dalam
Psikografi terdapat variabel-variabel yang akan digunakan. Variabel psikografi
tersebut antara lain adalah:
1. Sikap,
Sikap merupakan pola tingkah laku / perilaku seseorang yang biasa dilakukannya
dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Nilai,
Nilai merupakan pandangan seseorang terhadap nilai-nilai yang dimiliki orang
lain, sebagai tolak ukur baik atau tidaknya orang tersebut dlam kehidupannya di
masyarakat.
3. Aktivitas,
Aktivitas adalah suatu kegiatan rutun sehari-hari yang secara Continue terus
dilakukan sebagai suatu kebiasaan/ kesibukan.
4. Minat,
Minat merupakan keinginan seseorang akan seseorang terhadap suatu hal, dan
memotifasi orang tersebut untu dapat mencapai hal yang diinginkannya itu.
5. Opini,
Opini adalah sebuah tangkapan/ pengertian seseorang akan suatu hal yang
biasanya diungkapkan melalui pendapat.
6. Demografi,
Demogrrafi adalah tatanan kependudukan yang ada dalam suatu wilayah dan temasuk
menilai kebudaayaan yang ada dalam suatu wilayah tersebut.
8.4
PENGUKURAN GANDA PERILAKU INDIVIDU
Pengukuran ganda
perilaku individu, merupakan suatu cara bagaimana mencari tahu perilaku antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya dengan menilai karakteristik
yang sama dan memberikan nilainya terhadap masing-masingnya.
Contoh: Dua orang konsumen
memiliki kebiasaan yng sama yaitu berbelanja, namun yang satu suka berbelanja
akan barang-barang mewah karena memiliki kemampuan finansial yang tinggu pula,
dan yang satu orang lagi berbelanja dengan prioritas kebutuhan hidup
sehari-harinya.
Maka kita akan dapat
menilai kedua orang tersebut secara berbeda meskipun terdapat kesamaan
kebiasaan yang sama. Di samping itu juga ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku seorang individu ( konsumen ) terhadap keputusannya dalam
hal membeli dan menggunakan produk, antara lain: Sikap orang lain dan Faktor
situasi yang tak terduga.
Ada 5 tahap proses
pengambilan keputusan pembelian terdiri dari:
1.
Pengenalan Kebutuhan
Proses
pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali
permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan
aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen
yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi
tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada
dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.
Pengevaluasian Alternatif
Cara
konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada
konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.
Keputusan Pembeli
Tahap
pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan
(niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek
yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan
pembelian dan keputusan pembelian.
5.
Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan
pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk,
konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah
pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Sikap orang lain dalam
merespon suatu produk yang di pasarkan tentu akan mempengaruhi respon individu
pula, bila respon dari masayarakat cukup besar dalam merespon suatu produk yang
di pasarkan, maka individu tersebut akan akan merespon yang sama.
BAB IX
MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
9.1 DARI BUJUKAN HINGGA KOMUNIKASI
Konsumen adalah
kelompok individual (perorangan maupun rumah tangga) yang membeli dan
mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya atau
untuk maksud lain.Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli
merupakan respons perilaku atas stimulan yang diterima konsumen. Model yang
mendasarkan pada arus proses perilaku konsumen ini sering dikenal sebagai model
rangsangan-tanggapan (stimulus-respons model).
Stimulan yang merupakan
masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan
rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen. Respons
perilaku konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan
pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak
produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran
dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh
kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi mengenai produk
tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat
dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek
pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.
9.2
TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU
Tehnik-tehnik
modifikasi perilaku dalam perilaku konsumen adalah:
1.
Dorongan Prompting,Yaitu permintaan
untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang. Barangkali setiap orang yang
pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan. Seperti:
`Anda mau mencoba Ice cream dan Cheese kami yang baru?``Anda mau pesan kentang
goreng?`
2.
Teknik Banyak Permintaan (Many asking), Yaitu
mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari
permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya,
diawali dari permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil. Contoh:
Menawarkan produk yang mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk yang
lebih murah.
3.
Prinsip Resiprositas (Respority), Yaitu
tehnik meningkatkan kepatuhan konsumen atas perimintaan pemasar dengan lebih
dahulu menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk. Contoh:
Memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya.
4.
Peran Komitmen ( Committement), Komitmen
yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen
yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi. Perusahaan
penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka
dapat mengurangi tingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi
formulir perjanjian penjualan (sebagai tanda jadi).
5.
Pelabelan (Labelling), Melibatkan
pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti `Anda Baik Hati`Label diduga
menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang diisyaratkan oleh
labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar intuk menarik hati calin
konsumen, sehingga pembelian terjadiPemasar pakaian dapat mengatakan, `Anda
orang tua yang penuh perhatian.` di saat menawarkan pakaian untuk anak orang
tersebut.
6.
Insentif (Insentif), Insetif merupakan
jaaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat, kontes,
dan ku[on. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk. Contoh: Mainan anak pada produk makanan anak, cairan
pewangi pada produk detergen dan sebagainya.
BAB X
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
10.1 PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalahCultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan-hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
10.2
DIMANAKAH SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA?
Nilai-nilai ini diperoleh
dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Individu mempelajari semuanya melalui proses belajar dari
kehidupan sehari-hari dan belajar menentukan hal yang benar maupun yang salah.
Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada
situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut
diambil dengan berbagai cara, diantaranya yaitu :
1.
Model atau contoh, ialah dimana individu
belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia
bergaul.
2.
Moralitas, diperoleh dari keluarga,
ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan
waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang
berbeda.
3.
Sesuka hati, adalah proses dimana
adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut.
4.
Penghargaan dan Sanksi, ialah perlakuan
yang biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila menunjukan perilaku
yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukan
perilaku yang tak baik.
5.
Tanggung jawab untuk memilih, ialah
adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu adanya dukungan
dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai
dirinya sendiri.
10.3
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pemasar harus
mempertimbangkan beberapa isu penting saat menganalisis budaya, yaitu:
1.
Makna budaya dapat dianalisis dalam
beberapa tahapan yang berbeda, seperti halnya penganalisisan pada tingkat makro
dari masyarakat atau negara secara keseluruhan ataupuan budaya dari nilai-nilai
bersama oleh sekelompok masyarakat tertentu secara mikro, seperti dilihat dari
segmen masyarakat tertentu misalnya sekelompok orang dalam kelas sosisl atau
grup referensi ,ataupun dalam lingkup keluarga.
2.
Konsep makna umum atau yang dimiliki
bersama sangat penting untuk memahami budaya. Makna budaya ( cultural meaning )
adalah jika sebagian atau beberapa masyarakat dalam suatu kelompok sosial
memiliki makna dasar yang sama. (misalnya, apakah arti ‘orang tua/ manula’?
apakah makna ‘lingkungan yang aman’? bagaimana arti’bicara yang sopan’? dsb).
3.
Makna budaya diciptakan oleh masyarakat
melalui interaksi sosial mereka. Pembangunan makna budaya terlihat dalam
tingkatan kelompok yang lebih kecil misalnya bagaimana mode busana yang disebut
“ngetrend” pada mahasiswa sampai akhir tahun ini? Accessories apa yang sering
mereka gunakan?Sedangkan di lingkungan makro makna itu dipengaruhi oleh institusi budaya seperti pemerintah,
organisasi keagamaan, pendidikan, dan juga perusahaan semuanya dapat terlibat
dalam pembangunan makna budaya.
4.
Makna budaya terus melakukan gerakan (
dinamis ) dan dapat mengalami perubahan yang cepat, misalnya perilaku
masyarakat yang dramatis oleh munculnya tipe ponsel ( handphone ) Blackberry,
yang dianggap mampu melakukan fungsi lebih dari sekedar ponsel tetapi mampu
melakukan chating , facebook, email dsb.
5.
Kelompok-kelompok sosial memiliki
perbedaan dalam tingkat kebebasan memilih makna budaya tertentu, seperti di
Amerika dan Eropa masyarakat lebih memiliki kesempatan untuk menciptakan
identitas pribadi dan menggunakannya, sementara sebagian masyarakat lain di
Cina, India dan Arab Saudi mungkin lebih terbatas dalam memiliki kebebasan
memilih makna budaya tertentu.
Kandungan utama budaya
sering digunakan sebagai pendekatan oleh pemasar dalam menganalisis budaya
untuk melakukan terobosan pemasaran. Pemasar biasanya berfokus pada nilai-nilai
dominan dalam suatu masyarakat. Kandungan suatu budaya ( content of culture)
adalah kepercayaan, sikap, tujuan, dan nilai-nilai yang dipegang oleh sebagian
besar masyarakat dalam suatu lingkungan yang menyangkut aspek-aspek lingkungan
sosial ( ragam agama dan kepercayaan, ragam partai politik , dsb) dan fisik (
produk, peralatan , gedung dan bangunan dsb) dalam masyarakat tertentu. Tujuan
dalam analisis budaya adalah untuk memahami kandungan makna dari sudut pandang
konsumen yang menciptakan dan menggunakannya.
10.4
STRUKTUR KONSUMSI
Secara matematis
struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari
keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan
kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada
tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan
dalam permintaan dari D1 ke D2bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang
diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva
penawaran (S).
10.5
DAMPAK NILAI-NILAI INI TERHADAP PEMASAR
1.
Kebutuhan, Konsep dasar yang melandasi
pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari
rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks.
Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian,
perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi,
penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen,
bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan tersebut.
2.
Keinginan, Bentuk kebutuhan manusia yang
dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan.
Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka
atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat
yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada
keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang
bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus
keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut
terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi
kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya
dengan makanan sukayaki dll.
3.
Permintaan, Dengan keinginan dan
kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan
permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga
muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang
didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
10.6
PERUBAHAN NILAI
Budaya juga perlu
mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan
budaya yaitu:
1.
Budaya merupakan konsep yang meliputi
banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses
pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar
dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh
jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
2.
Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun
tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula
dari perilaku manusia tersebut.
3.
Kerumitan dari masyarakat modern yang
merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci
atas perilaku yang tepat.
10.7
PERUBAHAN INSTITUSI
Kebudayaan yang semakin
berkembang mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula. Kebudayaan secara
tidak langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. Para
pemasar dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan
produk yang dijual pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan
konsumsi mereka. Seraya melihat perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang
terjadi pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Halo,
BalasHapusNama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.